Strategi lain menghadapi gempuran teknologi, kata Agus dengan menghilangkan ego sektoral. Alasan ini memang klasik tapi harus mendapat perhatian bersama. Yakni mulailah berkolaorasi dengan semua pihak.
"Kita adalah merah putih. Jadi kolaborasi itu adalah pintu atau kunci para ASN bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, termasuk gempuran teknologi dan AI," ujarnya.
Soal pekerjaan ASN akan tergantikan dengan mesin atau robot, Agus membantahnya. Sebab, tidak semua pekerjaan bisa digantikan dengan mesin atau robot. Artinya ada kompetensi manusia yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.
Baca Juga: Foto: Robot Multiguna LIPI untuk Membantu RS Tangani Pasien Covid-19
"Bukan dalam arti dengan AI ini ASN tidak kepakai lagi, tapi dengan bantuan teknologi pekerjaan akan lebih cepat. Misalnya, awalnya satu pekerjaan dikerjakan oleh 5 orang, nah dengan teknologi pekerjaan itu bisa hanya dilakukan 1 orang," katanya.
Ia menambahkan untuk mengantisipasi gempuran teknologi, para ASN harus meningkatkan kompetensinya. Saat ini, setiap lembaga dan kementerian harus memiliki standar kompetensi teknis. Selain itu, pihaknya sudah menyiapkan program dan kebijakan untuk meningkatkan kompetensi ASN, misalnya dengan ASN unggul, Smart ASN, dll.
Artikel Terkait
Hyundai Akuisisi Perusahaan Robot Boston Dynamics
Robot Humanoid Sophia Segera Diproduksi Massal
Busyet...Ribuan ASN Kabupaten Cirebon Masuk DTKS, Kok Bisa?
Jelang Nataru, MenPAN-RB Larang ASN Cuti Akhir Tahun