INILAHKORAN, Ngamprah - Sejumlah tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI), ITB dan Museum Geologi Bandung berhasil menyelamatkan fosil kerbau purba yang ditemukan di Pulau Sirtwo Waduk Saguling, Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Penyelamatan tersebut dilakukan guna melindungi fosil kerbau tersebut dengan cara dibungkus dengan gips agar bisa diangkat dan bisa diteliti lebih lanjut.
Paleontolog dari UI, Sukiato Khurniawan mengatakan, peneliti menyelamatkan dua fosil hewan purba yakni tulang rusuk gajah dan setengah tengkorak fosil kerbau berserta satu tanduknya.
Baca Juga: PT IP Saguling Tegaskan Lahan Garapan Tak Bisa Dipindahtangankan
Menurutnya, langkah tersebut diambil guna menyelamatkan fosil dari genangan air waduk Saguling. Pasalnya, kondisi fosil khawatir tenggelam atau rusak karena debit air meningkat.
"Kami dari peneliti UI dan ITB serta Museum Geologi menyelamatkan beberapa fosil yang sudah sangat dekat dengan ketinggian air waduk," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini air waduk telah mencapai 1 mater dari lokasi penemuan fosil dan dikhawatirkan dalam beberapa hari justru tenggelam dan tak terselamatkan.
Baca Juga: Waduh, Usia PLTA Waduk Saguling Tinggal 18 Tahun Lagi
Ia menyebut, tim peneliti menemukan sejumlah hewan purba di kawasan Sirtwo yang berasal dari kelompok Bovidae (sapi, kerbau dan banteng), Cervidae (kelompok rusa) dan Elepha maximus (gajah).
"Fosil gajah telah diselamatkan lebih awal karena letaknya yang lebih dekat dengan permukaan air waduk Saguling," sebutnya.
"Fosilnya di sini banyak, tapi setidaknya kita sudah mendata beberapa jenis hewan mulai dari gajah purba, sapi purba, kerbau purba, kemudian rusa," sambungnya.
Baca Juga: Puluhan Rumah Diterjang Banjir Lumpur, Camat Saguling Desak DPUTR Lakukan Langkah Ini
Ia pun mengimbau, agar warga sekitar dan para wisatawan yang datang ke Sirtwo Island dapat sama-sama menjaga dan melestarikan keberadaan fosil.
Ia menegaskan, benda warisan sejarah itu tidak boleh dirusak atau dikoleksi secara pribadi karena berpotensi mehapus nilai ilmu pengetahuan di dalamnya.
"Kami imbau agar warga tetap hargai peninggalan alam di sini. Jangan dirusak. Karena satu saja bagian fosil hilang, maka akan kehilangan maknanya. Kalau hilang atau rusak, kami kesulitan menjelaskan, (fosil) ini usianya berapa, dan hewannya jenis apa," tegasnya. (agus satia negara) ***
Artikel Terkait
Dukung Citarum Harum, Pembudidaya Kolam Jaring Apung di Saguling Mulai Alih Usaha ke Kolam Darat
Indonesia Power Dukung Upaya Konservasi Temuan Fosil Gajah di Sirtwo Island Waduk Saguling
Hewan Purba Pernah Hidup di Waduk Saguling, Tim ITB Beberkan Fakta-fakta Ini...
Kelompok KJA Waduk Saguling Meradang, Puluhan Ton Ikannya Mati Mendadak
Tekan Ikan Mati di Waduk Saguling, Dispernakan KBB Intruksikan Hal Ini ke KJA
Hari Pahlawan 2021: Kisah Nani Sulyani, Kepsek Sekaligus Pejuang Literasi dari Saguling...
Puluhan Rumah dan Satu Sekolah di Cikande Saguling Diterjang Banjir, Penyebabnya Klasik Draninase Buruk...
Puluhan Rumah Diterjang Banjir Lumpur, Camat Saguling Desak DPUTR Lakukan Langkah Ini
Waduh, Usia PLTA Waduk Saguling Tinggal 18 Tahun Lagi
PT IP Saguling Tegaskan Lahan Garapan Tak Bisa Dipindahtangankan