INILAHKORAN, Bandung - Bank Indonesia (BI) Jabar berkomitmen untuk mendorong pemulihan ekonomi dan stabilisasi harga melalui percepatan digitalisasi. Khusus di Kota Depok, lembaga bank sentral itu menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi daerah yang berbatasan langsung dengan ibu kota negara.
Kepala BI Jabar Herawanto mengatakan, Kota Depok merupakan salah satu wilayah Jabar yang menjadi satelit Jakarta. Berdasarkan strukturnya, perekonomian daerah yang dipimpin Wali Kota Mohammad Idris itu sebagian besar ditopang sektor manufaktur, perdagangan, dan konstruksi. Secara rata-rata, pangsa ekonomi Kota Depok terhadap Provinsi Jabar sebesar 3,32%.
Dari sisi inflasi, kota tersebut termasuk memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap inflasi provinsi dan nasional. Kota Depok memiliki karakter sebagai daerah konsumen. Sebanyak tujuh komoditas pangan strategis yang dikonsumsi masyarakat antara lain beras, telur ayam ras, daging ayam ras, dan daging sapi berasal dari luar daerah.
Baca Juga: Kolaborasi BI Jabar Sokong UMKM
Pada 2020, perekonomian Kota Depok terkontraksi sebesar -1,92% (yoy). Angka itu jauh di bawah tahun sebelumnya yang mencapai 6,73% (yoy). Kontraksi ekonomi ini terutama disebabkan oleh penurunan kinerja sektor ekonomi utama yaitu perdagangan dan konstruksi. Di sisi harga, pada 2020, Kota Depok mengalami inflasi sebesar 1,78% (yoy), yang terutama bersumber dari kenaikan harga cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
“Untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Kota Depok, kita bersinergi dengan Pemkot Depok untuk terus mengupayakan berbagai program strategis dengan senantiasa mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital secara holistik,” kata Herawanto di Pendopo Kota Depok, Rabu 29 September 2021.
Baca Juga: BI Jabar Pacu Produktivitas Padi Organik
Untuk itu, pihaknya menyampaikan sejumlah rekomendasi pemulihan ekonomi. Antara lain mendukung pengembangan sektor perdagangan seperti frozen food dan sarang burung walet, mengembangkan potensi ekonomi kreatif, dan pembangunan infrastruktur jalan tol untuk mendukung mobilitas masyarakat dan geliat perekonomian.
Herawanto menambahkan, guna memberikan nilai tambah, efisiensi dan efektivitas itu perlu dilakukan adanya transformasi digital dalam implementasi berbagai rekomendasi tersebut. Transformasi digital dalam jangka pendek sangat relevan sebagai sebuah solusi di masa pandemi, dan dalam jangka menengah panjang menjadi katalisator peningkatan daya saing dan pencapaian cita-cita untuk mewujudkan visi Jabar sebagai provinsi digital. (dnr)
Artikel Terkait
OJK dan BI Jabar Berikan Bantuan 10 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 untuk Pelaku Usaha dan Warga Garut
BI Jabar Sokong Ekspor Kopi Produksi Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang
DPRD Jabar Apresiasi Rencana Pusat Izinkan Penyelenggaraan Kegiatan Besar, Tetapi Dengan Syarat
Disoroti sebagai Daerah Jual-beli Jabatan, Pemkab Cirebon Terapkan Manajemen ASN Sistem Merit
Bertekad Curi Kemenangan, Pelatih Persib Robert Alberts Mata-matai PSM Makassar Melalui Pemain
Usai Dulang Emas, Atlet KBB Sebut Ini Jadi PON Terakhir, Kenapa ?
Percepat PTM, Kadisdik Jabar Dampingi Puan Maharani Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Pelajar
Presiden PKS Instruksikan Kadernya Tonton Film G30S/PKI