KASIHAN warga Kabupaten Cirebon dan Purwakarta. Terutama moviegoers, penggemar nonton film di bioskop. Pintu bioskop masih tertutup buat mereka. Setidaknya begitu secara regulasi.
Pemerintah hanya mengizinkan pembukaan bioskop dengan persyaratan ketat. Penonton terbatas. Protokol kesehatan ketat. Dan terpenting, wilayahnya masuk PPKM Level 2 atau 3.
Purwakarta dan Cirebon? Secara legalitas, mereka masuk PPKM Level 4. Padahal, secara riil, keduanya sudah berada di level 3. Sama seperti pekan sebelumnya.
Kekacauan data membuat kedua wilayah itu masuk PPKM Level 3. Kasus kematian di Purwakarta empat hari terakhir: nol. Tapi tercatat empat kali lipat. Di Cirebon, pasien Covid-19 yang meninggal entah kapan, jumlahnya ratusan, baru masuk ke sistem pelaporan pusat.
Baca Juga: Sikap Kami: Hipokritisme Pelaku Korupsi
Siapa yang salah? Mari kita tidak mencari siapa yang salah. Sebab, jika diurut, kesalahan bisa dari pangkal hingga ujung. Dari kabupaten hingga pusat.
Tetapi, yang aneh buat kita, kenapa sih kita hidup dengan angka-angka yang rigid? Kenapa kita tidak luwes bermain angka? Kenapa kita tidak bermain pada realitas yang sesungguhnya?
Bersikukuh pada angka memang baik juga. Tapi, itu jika kita disiplin menempatkan angka-angka. Faktanya, kita tak disiplin. Angka-angka kasus kematian Covid-19 berantakan. Sekali lagi, dari pangkal hingga ujung.
Jika kita bijak dan luwes dalam bermain angka, maka nasib yang diderita warga Cirebon dan Purwakarta, takkan kejadian. Kita, karena kesalahan kita yang alpa menyisir angka pasti, telah membuat nasib warga terombang-ambing.
Artikel Terkait
Sikap Kami: Membaca Data Corona
Sikap Kami: Persib di Kompetisi Aneh
Sikap Kami: Mual Gara-gara Survei
Sikap Kami: Holywings 60 Menit
Sikap Kami: Berbelok di Tengah Jalan
Sikap Kami: Tak Serius Urus Lapas