HEMAT kami, euforia kita terlalu berlebihan menyikapi bergulirnya Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika. Padahal, belum tentu juga kita bisa memakai dan memanfaatkannya.
Kita seolah-olah disumpal dengan kampanye bahwa ini salah satu sirkuit terbaik di dunia. Padahal, pada beberapa bagian sirkuit, saat hujan turun, genangan air atau banjir masih terjadi di banyak titik.
Tak perlu kita mencari alasan bahwa penyelesaian sirkuit masih akan dituntaskan. Dalam pandangan kita, begitu sirkuit diresmikan, begitu sirkuit menggelar event internasional, semestinya semuanya dalam keadaan prima. Sirkuit Mandalika tak seperti itu.
Lalu, kemarin, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, sebagaimana dikutip Antara, menyatakan ekonomi Nusa Tenggara Barat akan tumbuh 5% sebagai dampak kegiatan di Sirkuit Mandalika?
Baca Juga: Sikap Kami: Ini Bukan Prank
Hemat kita, itu juga pernyataan yang bombasts. Betapa hebatnya Sirkuit Mandalika jika mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi sampai 5%. Agak kurang masuk akal kita.
Kenapa? Karena Sirkuit Mandalika itu, sebagaimana juga sirkuit-sirkuit lain di dunia, bukan fasilitas yang bermanfaat setiap hari. Dan memang tidak boleh setiap hari. Sebab, seluruh fasilitas, terutama trek lintasannya, harus tetap dijaga.
Akan ada berapa event di Sirkuit Mandalika? Apakah akan ada setiap minggu? Apakah dengan event setiap minggu bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi demikian tinggi bagi satu daerah? Kita meragukannya.
Coba saja hitung kalender PP Ikatan Motor Indonesia (IMI) dalam setahunnya. Ada berapa agenda road race yang mungkin digelar di Mandalika. Kan tidak mungin juga menggelar motocross atau reli di Mandalika. Tak tiap minggu ada road race di Tanah Air. Kalaupun ada, biasanya digelar giliran di berbagai kota. Tak mungkin ada sponsor yang mau membiayai road race tiap minggu di Mandalika, kecuali dipaksa!
Artikel Terkait
Sikap Kami: Sesat Pikir si Menteri
Sikap Kami: Siaga La Nina
Sikap Kami: Belajar dari Rashid
Sikap Kami: Biskita, Biskuat, Bus Siapa?
Sikap Kami: Panas ke Gedung Sate
Sikap Kami: Ini Bukan Prank