PANTANG pulang sebelum bawa uang. Begitu bunyi tulisan di bak truk. Bagi patriot desa Jawa Barat, kalimatnya berganti jadi: pantang pulang sebelum perusahaan hadir di desa.
Patriot desa adalah salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak dipimpin Ridwan Kamil. Salah satu tugasnya, memberikan supervisi program satu desa satu perusahaan dan mengembangkan ekonomi digital di desa-desa.
Perhatian terhadap desa diberikan Ridwan Kamil sejak memimpin Jawa Barat. Ujungnya adalah dia ingin masyarakat bisa betah di desa, dengan tingkat kesejahteraan yang tak kalah dari masyarakat kota.
Desa adalah backbone Jawa Barat. Tapi, selama ini kerap terjadi urat nadinya putus. Akibatnya, tingkat migrasi warga desa ke kota, tak hanya ke kota di Jawa Barat melainkan se-Indonesia, menjadi warna sehari-hari.
Baca Juga: Sikap Kami: Atalia
Salah satu yang mengkhawatirkan adalah terus berkurangnya jumlah petani di Jawa Barat. Rata-rata, petani yang ada, kini sudah mulai memasuki usia senja. Maka, Pemprov Jabar pun menggulirkan program lain, petani milenial. Tujuannya juga untuk membangun (masyarakat) desa.
Adakah program pemerintah yang sempurna? Tentu, dia memiliki kekurangan di sana-sini. Tapi, fakta ini bisa menjawab betapa program membangun desa itu membawa hasil. Apa itu? Saat ini, tinggal sembilan desa di Jabar dalam status desa tertinggal.
Keberhasilan desa dihitung berdasarkan indeks membangun desa (IDM). Dia dinilai dari ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi. IDM desa tertinggal adalah antara 0,4907 hingga 0,5989. Di bawah 0,4907 itu desa sangat tertinggal.
Baca Juga: Sikap Kami: Anies-Emil, Oke!
Artikel Terkait
Sikap Kami: Durian Runtuh Jabar
Sikap Kami: Sesat Pikir si Menteri
Sikap Kami: Siaga La Nina
Sikap Kami: Biskita, Biskuat, Bus Siapa?
Sikap Kami: Ini Bukan Prank
Sikap Kami: Euforia Mandalika
Sikap Kami: Sami Sade Mengindonesia
Sikap Kami: Gimik Politik