BERKALI-KALI lembaga survei menempatkan nama Giring Ganesha dalam daftar kandidat punya elektabilitas. Kami memiliki sikap, sama sekali tak mempercayai hasil survei tersebut.
Kenapa? Pertama, coba kita lihat potret politik dan kebangsaan Giring. Bandingkan dengan politisi lain yang masuk survei, bagai siang dengan malam. Tak ada seujung kuku.
Kecuali jika surveinya keliru. Keliru karena dilakukan tidak dengan cara yang tepat. Keliru karena yang disurvei tak paham politik dan kebangsaan. Kalau mengerti, siapa juga yang kepincut dengan orang yang belum berbuat apa-apa buat masyarakat seperti Giring dan menginginkan dia jadi presiden?
Apalagi, kalau responden survei tersebut mendengar pidato Giring pada peringatan ulang tahun partainya. Buat kita, itu sekelas pidato sampah. Tak ada isi kecuali provokasi.
Baca Juga: Sikap Kami: Degradasi Simbol Negara
Salah satu yang ramai diperbincangkan publik adalah kalimat: “Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja”.
Kita tentu paham siapa yang dia sasar. Tapi, mari kita endapkan kalimat pernyataannya itu. Apakah dengan pernyataan itu, dia, dalam kapasitas sebagai plt ketua partai kecil, toleran terhadap pembohong yang tak pernah dipecat Pak Jokowi, misalnya?
Dalam konteks politik, Giring itu bukan siapa-siapa. Tokoh yang disasarnya justru berjasa besar bagi Jokowi. Bukankah tokoh yang dia serang itu adalah juru bicara tim kampanye Jokowi-JK di Pilpres 2014? Orang, yang oleh Jokowi dikatakan, “Tak perlu dipromosikan, semua juga sudah tahu, dia perintis Indonesia Mengajar.”?
Baca Juga: Sikap Kami: Asa dari Desa
Artikel Terkait
Sikap Kami: Siaga La Nina
Sikap Kami: Biskita, Biskuat, Bus Siapa?
Sikap Kami: Ini Bukan Prank
Sikap Kami: Euforia Mandalika
Sikap Kami: Sami Sade Mengindonesia
Sikap Kami: Gimik Politik