DI tengah penolakan publik yang diiringi dengan olok-olok dan caci maki, partai politik pengusung wacana penundaan Pemilu 2024 masih bergentayangan. Sederhana saja kesimpulannya: inilah partai politik dan politisi yang bebal.
Apa lagi yang kurang, coba. Hasil telisik hampir semua lembaga survei menunjukkan mayoritas masyarakat menolak wacana tersebut. Penggunaan alasan big data jadi cemoohan orang: big liars. Tak ada dasar sama sekali. Tak pula mau membuka data yang dimiliki karena hampir pasti itu data bodong.
Tapi, tetap saja para politisi bebal itu keukeuh, mendorong penundaan Pemilu 2024. Dengan kebohongan yang nggak ketulungan, mereka bilang ini untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan anggota DPR atau kelompok tertentu.
“Basisnya untuk kepentingan rakyat bersama-sama, bukan kepentingan anggota DPR atau kelompok tertentu,” kata Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid, misalnya.
Baca Juga: Muhammad Farhan : Wacana Penundaan Pemilu 2024 Kepentingan Pragmatis
Momentum apa yang hendak dijaga? Momentum kebangkitan ekonomi? Barangkali politisi-politisi semacam itu perlu melihat rebound ekonomi itu adalah keniscayaan setelah pandemi. Kalau mau melihat pertumbuhan yang alamiah, tengoklah grafik pertumbuhan lima tahun terakhir. Melorot, bukan hanya karena pandemi, tapi juga karena kurangnya kemampuan pengelola negeri.
Lalu, apa yang membuat pemilu harus ditunda? Pandemi? Dia sudah berjalan seperti biasa. Cukup dilawan dengan prokes dan vaksinasi. Tak punya duit? Lha, buat bangun ibu kota negara baru saja diusahakan. Pakai ritual-ritual tak perlu yang pasti menghabiskan dana tak sedikit pula.
Tak ada alasan yang masuk akal untuk menunda pemilu. Setidaknya alasan yang menguntungkan rakyat. Satu-satunya pihak yang beruntung atas penundaan itu adalah para politisi bebal itu. Tak perlu lagi bawa-bawa nama rakyat karena faktanya rakyat menolak.
Baca Juga: Dengar Wacana Penundaan Pemilu 2024, Susno Duadji: Apa Maunya Para Pelacur Politik Haus Kuasa
Artikel Terkait
Sikap Kami: Karena Kita Budeg
Sikap Kami: 'Jualan' Emil
Sikap Kami: Penalti di JIS
Sikap Kami: Malangsari
Luhut Diduga Dalang Wacana Penundaan Pemilu 2024, Ulil Abshar: Ini Rencana Jahat Sekali
Duh, Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu di Bandung Terganjal SIAK
Yana Mulyana Pastikan Anggaran Pemilu Kota Bandung Aman