DUA peristiwa ini, tanpa sengaja, berlangsung di hari yang sama. Senin 25 April 2022. Di tengah suasana menjelang Idul Fitri, sebuah fakta terungkap: kita sedang tidak baik-baik saja.
Pelakon dari dua peristiwa itu adalah Bank Indonesia dan lembaga survei Charta Politika. Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022. Jika sebelumnya pada kisaran 4,7-5,5%, kini menjadi 4,5-5,3%.
Saat yang hampir bersamaan, Charta Politika merilis hasil surveinya. Banyak hal yang disurvei di rentang awal April. Dari soal politik dan ekonomi. Soal politik, sudahlah, angkanya selalu berputar di sana-sana juga.
Yang menarik, justru soal ekonomi. Ternyata, hanya 32,1% responden yang menyatakan puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Bahkan, yang optimistis turun sampai di bawah 60%.
Baca Juga: Sikap Kami: Ada Wilmar di Persis Solo
Kerucutnya sama: kondisi ekonomi kita tidak sedang baik-baik saja. Dari Bank Indonesia hingga masyarakat tak terlalu optimisme dengan ekonomi kita.
Ini tentu alarm bagi pemerintah. Kita juga. Beragam persoalan ekonomi yang terjadi saat ini, begitu mendera masyarakat. Dari kenaikan harga BBM, harga bahan pokok, hingga liarnya pergerakan minyak goreng.
Pada ujungnya, publik pun ditemukan fakta bahwa kesulitan-kesulitan itu antara lain karena permainan oknum pemerintah dan sejumlah oligarki. Kasus dugaan korupsi ekspo CPO dan turunannya adalah bukti nyata, betapa tak sedikit yang memanfaatkan situasi ekonomi untuk menyakiti masyarakat.
Baca Juga: Sikap Kami: Jebol Gadis
Artikel Terkait
Sikap Kami: Negara Pura-pura
Sikap Kami: Noel dan 'Dosa' BUMN
Sikap Kami: Jadi Petani, Siapa Takut?
Sikap Kami: Juara BPD, Juara Proliga
Sikap Kami: Persib 'Salah Obat'
Sikap Kami: Ade Armando