INILAHKORAN, Bandung- Jagat maya sempat dihebohkan dengan viralnya video tentang kematian mendadak burung pipit di Bali dan Cirebon. Banyak dugaan muncul terkait fenomena alam ini.
Tim Medis Veteriner Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Jawa Barat, melakukan pemeriksaan sampel dari burung pipit yang mati mendadak di halaman Balai Kota Cirebon untuk memastikan penyebabnya.
Sementara, petugas setempat di Bali mengambil sampel bangkai dan kotoran burung pipit untuk diperiksa di Balai Besar Veteriner Denpasar.
Langkah itu sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui apakah burung-burung mati tersebut terpapar penyakit yang bersifat zoonotik atau penyakit unggas lain yang penyebarannya sangat cepat.
Seperti diketahui penyakit flu burung (avian influenza) bersifat zoonotik, yaitu termasuk penyakit menular yang bisa ditularkan dari satwa dalam hal ini burung kepada manusia atau sebaliknya.
Baca Juga: Ribuan Burung Pipit di Bali Jatuh ke Tanah, Pertanda Apa?
Sedangkan penyakit ND (New Castle Disease) atau dikenal sebagai penyakit tetelo adalah penyakit unggas yang sangat cepat penyebarannya dan sangat fatal bagi ternak unggas tetapi tidak menular kepada manusia.
Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diinisiasi pemerintah daerah setempat, terbukti bahwa burung pipit tersebut bukan mati karena penyakit infeksius seperti flu burung.
Namun, penyebab kematian burung pipit itu masih menyisakan tanda tanya di masyarakat. Muncul dugaan-dugaan berikutnya seperti penyebab kematian burung pipit itu adalah kandungan asam air hujan atau dugaan adanya penggunaan pestisida yang bisa meracuni burung.
Artikel Terkait
Warga Garut Diimbau Tidak Terlena dengan Penurunan Pasien Covid-19 Dirawat di RS
Pemerintahan Desa dan BPD Gombang Mengaku Terbuka Terkait Anggaran Desa
DPRD Setujui Nota Kesepakatan KUA dan PPAS APBD 2022
Besok Gerindra Distribusikan 50 Ribu Vaksin
Bupati Cirebon dan BBWS Cimanuk Cisanggarung Bahas Antisipasi Banjir dan Kekeringan